Monday, June 26, 2006

Satu Kehidupan Sunyi..........

Ia dilahirkan di desa tidak terkenal, anak wanita udik. Ia menjadi besar di desa lain, di mana Ia bekerja di bengkael Tukang kayu sampai Ia berusia 30 tahun. Kemudian selama 3 tahun Ia menjadi penginjil keliling. Ia tidak pernah menulis buku. Ia tidak pernah memegang Jabatan. Ia tidak pernah berkeluarga atau mendirikan rumah tangga. Ia tidak pernah pergi ke perguruan tinggi. Ia tidak pernah mengunjungi kota besar. Ia tidak pernah melakukan perjalanan 200 mil dari tempat Ia di lahirkan. Ia tidak melakukan semua hal ini yang biasanya di kaitkan dengan kebesaran. Ia tidak punya surat surat kepercayaan kecuali diriNya sendiri

Ia hanya berusia 33 tahun waktu arus pendapat umum membalik menerpaNya. Teman-teman Nya kabur meninggalkanNya. Salah satu dari mereka menyangkalNya. Ia diserahkan kepada musuh-musuhNya dan menjalani lelucon yang disebut peradilan. Ia dipaku kekayu salib di antara 2 pencuri.

Sementara Ia sekarat, para algojo berjudi memperebutkan pakaianNya, satu satunya harta milikNya di dunia. Waktu Ia wafat, Ia di makamkan di makam yang di pinjam melalui belas kasiha seorang teman. Sembilan belas abad telah datang dan pergi, dan sekarang Ia merupakan tokoh sentral umat manusia.

Semua angkatan perang yang pernah berbaris, semua angkatan laut yang pernah berlayar, semua parlemen yang pernah duduk dalam rapat, semua Raja yang pernah memerintah, jika di satukan, belum mempengaruhi kehidupan umat manusia di bumi ini sebegitu rupa seperti satu kehidupan sunyi itu..............