Tuesday, December 19, 2006

Natal untukku



di pagi ini

dari balik jendela gerbong ini.

ribuan mil terlalui dalam ke sia sia-an.

perjalanan yang tak pernah berakhir.

menuju kehampaan hati yang suam.



sementara hamparan putih ingatkan arti kedatanganMU

bawakan tangis penyesalan atas bebalnya jiwa

abaikan segenap pengorbanan dan Kasih yang KAU berikan.

untuk terangi dunia dari kegelapan.



angin desember antarkan dentang lonceng itu.

seperti pelita yang terangi gelap hatiku.
senandung hymne yang tak pernah pudar

dari jiwa jiwa terpilih yang memuliakan MU,




Keteduhan Cinta MU pangil ku pulang.
kembali dalam keabadian firman Mu.
memaknai kelahiran-MU dalam kesendirian.
tanpa kado dan pohon natal
Hanya KAU dan aku........di pagi ini

dari balik jendela gerbong ini

Sunday, December 17, 2006

persembahanku


Betapa hatiku, berterima kasih Yesus
Kau mengasihiku, Kau memilikiku
Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap Hidupku Jiwa dan ragaku
Sebab tak kumiliki harta kekayaan
yang cukup beratri untuk ku persembahkan
Hanya Ini Tuhan persembahanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alatmu,
Seumur hidupku.........

Monday, December 4, 2006

NEVER GIVE UP ON HIM

Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya.
"Tuhan", kataku, "Berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?"

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.
"Lihat ke sekelilingmu", kataNya



"Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada dihutan ini?"
"Ya", jawabku.
Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat warna hijaunya yang menawan menutupi tanah namun, tidak Ada yang terjadi dari benih bambu tapi Aku tidak berhenti merawatnya."
"Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu, tapi Aku tetap tidak menyerah begitu juga dengan tahun ke empat. Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti."
"Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani."
"Tahukan engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. " Tuhan berkata "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah." "Saat mu akan tiba"
Tuhan mengatakan itu kepadaku.
"Engkau akan tumbuh sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?" tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya.
"Setinggi yang mereka mampu?" aku bertanya
"Ya." jawabNya,"Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."
Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadapku dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap anda.
Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini kita jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari.
Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.